Tak dapat dimungkiri, perkembangan eSports di Indonesia sejak tiga tahun belakangan ini berkembang pesat.
Alhasil, berbagai kompetisi yang diikuti oleh tim eSports dengan total hadiah luar biasa pun semakin marak digelar.
Terlepas dari iming-iming hadiah yang berjumlah miliaran rupiah,
banyak orang yang tidak menyadari hal apa saja yang dibutuhkan seorang
pemain agar menjadi atlet eSports profesional.
Salah satu hal terpenting yang harus dimiliki adalah 'otak encer' atau pintar.
"Otak atlet eSports itu meng-handel
banyak gerakan dan keputusan ketika bermain di dalam gim, bila otaknya
tidak 'encer' maka mereka akan kesulitan ketika bertanding," kata Kepala
sekolah PSKD 1, Yohannes P Siagian yang temui di Solo baru-baru ini.
Baca Juga
Smartphone Android Terkunci? Kamu Bisa Pakai 3 Alternatif Ini
Daftar 10 Pesepak Bola Terbaik yang Siap Berlaga di FIFA 19
Ups, Gadget Sering Dijadikan Alat untuk Menghindari Interaksi
Ia juga mengatakan, "Player eSports kita saat ini cukup
'encer' otaknya, namun mereka akan tergerus oleh pemain baru yang
terlatih secara profesional lewat program-program di sekolah."
Pria berkacamata yang akrab dipanggil Pak Jo ini menjelaskan, pemain eSports lama di Tanah Air akan kalah oleh pemain baru bukan dalam hal kepintaran, tetapi karena attitude (tingkah laku).
"Saat ini yang sedang naik daun merupakan pemain profesional generasi
ketiga atau keempat, sementara itu pemain pro generasi pertama dan
kedua banyak yang memiliki masalah dengan attitude, padahal kemampuannya bagus," ucapnya menjabarkan.
"Kayak pemain bola saja, pemain yang muncul dari proses pembibitan di
klub akan lebih unggul ketimbang pemain tarkam (antar kampung), kecuali
ia mempunyai talent yang luar biasa," lanjutnya.
eSports di Pendidikan
Yohannes P Siagian, Kepala sekolah PSKD 1, Jakarta yang coba fasilitas iCafe. Dewi Widya Ningrum
Lebih lanjut, Pak Jo mengungkap imbas eSports terhadap dunia
pendidikan di Indonesia. Seperti yang sudah diketahui, SMA 1 PSKD yang
dia pimpin adalah salah satu sekolah pertama yang memiliki program
edukasi eSports.
Ia mengatakan, eSports bukan berarti bisa membuat anak yang tidak cerdas menjadi cerdas, karena secara definisi tidak ada anak yang tidak cerdas.
"eSports memiliki kemampuan untuk melatih aspek-aspek
kognitif di otak anak. Semakin didalami, si anak pun kian sering
menggunakan sisi otak tersebut dengan baik dan cepat mengambil
keputusan. Juga terbiasa berpikir," ujarnya.
Sebagai sosok pendidik, Pak Jo mengaku sering melihat masalah besar
yang melanda anak-anak di Indonesia saat ini. Masalah tersebut adalah
anak sekarang tidak terbiasa berpikir.
"Banyak anak-anak di Indonesia yang sudah tidak terbiasa berpikir,
dan sudah terbiasa 'disuapi' oleh orangtua dan pengajar. Ini jawabannya,
ini yang perlu dihapal, seperti itu," ungkapnya
Dengan melatih anak-anak untuk mengenal dan mengeluti eSports, mereka dapat berkembang di dunia tersebut ataupun ke berbagai bidang lainnya.
"Tak hanya eSports, mereka ke depannya dapat memanfaatkan
hal-hal yang didapat dari berlatih dan bertanding ke bidang pendidikan
lain, seperti ekonomi, hukum, media, dan banyak lagi," imbuhnya
menambahkan.
Get link
Facebook
X
Pinterest
Email
Other Apps
Comments
Popular posts from this blog
Jakarta - Industri game lokal merupakan salah satu sub-sektor ekonomi kreatif yang penting di Indonesia. Saat ini, pendapatan yang didulang dari industri game terus meningkat setiap tahunnya. "Tahun 2015 itu USD 321 juta (Rp 4,7 triliun), tahun 2016 itu USD 704 juta (Rp 10,4 triliun), tahun 2017 itu USD 882 juta (Rp 13,1 triliun)," kata Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari saat peluncuran game ShellFire di Telkomsel Smart Office, Jakarta, Senin (1/10/2018). Namun, tidak dapat dielakkan kalau game-game yang mendominasi di kalangan gamer Indonesia masih merupakan game yang dikembangkan developer luar negeri. Baca juga: Bekraf Game Prime 2018 Diklaim Lebih Berkualitas Untuk itu, Hari mengajak developer game lokal untuk mengangkat tema yang menunjukkan kearifan lokal membedakan karyanya dengan game asing. "Saya selalu bilang kepada game devel...
Borneo FC dan Sriwijaya FC Raih Kemenangan Besar Borneo FC dan Sriwijaya FC sama-sama meraih kemenangan besar dalam lanjutan Liga 1 2018. Foto: Dok Liga 1 A+ A- PALEMBANG - Borneo FC dan Sriwijaya FC sama-sama meraih kemenangan besar dalam lanjutan Liga 1 2018. Menghadapi Perseru Serui, Sriwijaya FC menang 4-0. Sementara Borneo FC menang 3-0 berkat hat-trick Matias Conti ke gawang Bhayangkara FC. Bertanding di Stadion Segiri, Samarinda, Senin (29/10/2018) tiga gol Borneo FC ke gawang Bhayangkara FC diborong Matias Conti. Gol pertamanya lahir dari titip putih pada menit ke-45. Sementara gol keduanya memanfaatkan umpan Diego Micheils (menit ke-46') dan lewat umpan Titus Bonai pada menit ke-57. Di waktu yang bersamaan, Sriwijaya FC juga meraih kemenangan besar. Menghadapi Perseru Serui di Stadion Jakabaring, Palembang, Laskar Wong Kito menang telak 4-0. Keran gol mereka dibuka Beto Goncalves lewat titik putih pada menit ke-4. Sisa pertandingan, Nur Iskandar men...
PSM Makassar dan MU Mengheningkan Cipta untuk Korban Lion Air JT-610 Madura United (MU) dan PSM Makassar memulai pertandingan Liga 1 2018 dengan mengheningkan cipta untuk korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610. Foto: Repro A+ A- BANGKALAN - Madura United (MU) dan PSM Makassar memulai pertandingan Liga 1 2018 dengan mengheningkan cipta untuk korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610. Pesawat dengan rute penerbangan Jakarta- Pangkal Pinang tersebut jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10/2018) pagi WIB. Jelang laga di Stadion Bangkalan, Senin (29/10) sore, kedua tim membentuk lingkaran di area kick-off. Selain anggota tim, perangkat pertandingan, serta seluru penonton yang memadati stadion mengeningkan cipta dipimpin wasit. Gelandang serang andalan kedua tim, Zah Rahan dan Willem Jan Pluim, yang turun sebagai starter juga ambil bagian dalam mengeningkan cipta. Seperti kita ketahui, Madura United juga menggandeng Lion Air sebagai salah satu sponsor tim mereka mus...
Comments
Post a Comment